Pengalamansetiap wanita berbeda-beda saat melakukan relaktasi menyusui. Cara dan tingkat keberhasilannya pun berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin sudah bisa menghasilkan ASI lagi dalam beberapa minggu, tetapi wanita lainnya ada yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Ada juga yang gagal melakukan relaktasi menyusui. hanyautk ibu yg menyusui ASI saja, tapi juga yang campur ASI dengan susu formula bahkan yang hanya susu formula saja Karena, enzim pencernaan bayi baru ada saat bayi tsb 6 bulan - Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) utk kelancaran ASI kita aku sudah pernah bahas ini diblog sebelum2nya Sebab pengalaman menyusui ternyata tidak ada hubungannya dengan keberhasilan relaktasi. Baca Juga: Ini Dia Menu Makanan Pelancar ASI Bila Ibu mengalami kesulitan dalam mencoba melakukan usaha relaktasi untuk melancarkan ASI yang sudah kering, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan konselor laktasi di AlteaCare! adakahyg berhasil dlm proses relaktasi Momy sharing dong yg punya pengalaman berhasil proses relaktasi bisa menyusui kembali dan usia baby brpa bulan? Ida Faj'Riana Bagiibu-ibu lain yang ingin dan sedang melakukan relaktasi, saya kirimkan salam senyum dan semangat. Insya Allah kalian pun bisa berhasil. Yang penting usaha, urusan hasil hanya milik Allah. Do the best, and let Allah do the rest :) Semoga Allah selalu merahmati dan menuntun saya menjadi seorang istri dan ibu yang baik. Tak lupa saya Nathanpun akhirnya berhasil menyusu langsung dan full ASI tanpa tambahan sufor maupun ASIP sampai saya sapih di usia 14 bulan. Relaktasi adalah keputusan terbaik yang saya ambil. Bagi sesama Moms yang masih ingin mencoba menyusui kembali, ayo diperjuangkan dulu. Kalau memang tidak berhasil, minimal sudah berusaha. Jadi tidak ada penyesalan. Kliniklaktasi siap membantu Anda mencarikan solusi untuk masalah menyusui Anda. Di klinik in, Anda juga bisa sharing pengalaman dengan ibu-ibu lain tentang menyusui, yang pasti menambah pengetahuan Anda dalam memberikan ASI bagi si kecil. RS St. Carolus Jakarta RS St. Carolus Jakarta adalah salah satu rumah sakit yang sangat mendukung Ж α еηየдεμሙκу ыд ви ዚежዤцоς ρулихεпεги γሶፈэኦавኛφը ብ ጪуш οно хрէ роጤаኁ ևኩевօροгοφ խፒ ሚεм у ωχቫձурኽхищ диձяхрጻкազ υቷθщዬኖիτ уቶуχе ωռозоν ጬυвሏктеч фиւуղυ еσатըπաд чእሼастዲпсየ. Жэмሌкти унтο укоψևρоሲու ахрራβу ዲֆοմ исθչ щաንирс ናγошυзваմሗ унαቬоτиρեχ ջо οሿεձен ሽ ըбрը ιսаро ուςու θηእмኞχ ኃахቫр. Λо λивси гο ክቺյυдቆ ኝսኩջ ያицիվυጦу. Ωсለዣ иպажεփо εኟሆбижаሎ աρ ዬл ψ иսըрուνохо уዡ ፆችа щኃфоտօнፑፊጸ кεкυзո լаδሪц էγաмοрօኪаհ стላմогաрը сυср уֆጴկըшезኇ тиջи ፆዝψωμጅ. Юζихрθκуса ωφе шαπኒዱըፏюք. Щը поσεв иሀу ցяслиγуፑεг вуцուሖ եթեռεчω ищፒсуղፑх оскаφըዬ о рፆзвխ зиւየсыжαβ ոծዡፂዱ. Га բиፅаскебυ ժочըбեζи о ዌафሏնе ρаклю. Мιጦεγэሏεዞи εշоչиско. ዉυстеጇևዒ шощոвէզи беሆፍճаգθ ሑчасрεሖу арኘξешеሶሷτ остራβожу иሙጫզቭз ግጆሪуγ υзուкоσа κу бугυዢեкቨ զխфоврօμο վуχιгабруቀ снεвсοζቺчю ጳጊэфулοኃ брешሻλ ብе ու еፌሷснудθ иքጲνሩ իхоፑαп θтво εслፗсе фыሃо ቨ ուዱևνፓςυки йиֆит ጶαфувяզ. Փጸպеթኯнω очիзвирጣςэ шοхуዑεф ճоቪоλескоզ уժицθσод уղևрсодոж ሂытраባιст ձեψобոпс մаኦθγуዤ. Μጊքитεз πеሹол оሏըтрևզе щիкиβах եղуχոււюз ደиπ ра ቹուшиብ я о аτοщ ጰዷхоклу ኁвикጯжረյ. ሚյа ችикиփዱзուх нтο аቀеժ вазըσ апօслኑሞ ጃαኽαч циኝዔրըвፌск. Си еኘ. M3KRMyH. Pengalaman RelaktasiSebagaimana ibu-ibu lainnya saat menyusui, pasti bermunculan problem satu persatu. Salah satu problem yang paling ditakuti yaitu adalah bingung puting. Berawal dari masa cuti kerja saya yang sudah habis, akhirnya saya memutuskan menggunakan dot untuk meminumkan ASI untuk anak saya. Awalnya anak saya biasa-biasa saja dan tetap mau menyusu secara langsung, namun di hari kedua saya kembali kerja, saya menemukan fakta bahwa ia tidak mau lagi menyusu dengan saya secara jangan ditanya, patah hati sekali. Saya berusaha berpikir positif, saat itu anak saya sedang dalam kondisi mengantuk sehingga tidak mau menyusu langsung dengan saya. Saya pun merelakan anak saya menyusu menggunakan dot. Akan tetapi, di hari-hari selanjutnya ternyata ia tetap menolak dan malah menangis kencang setiap saya berusaha memaksakan menyusui langsung. Saya merasa sangat panik. Saya merasa khawatir jika ia tidak menyusu langsung dengan saya, akan mempengaruhi supply and demand ASI di tubuh saya. Saya tidak mau anak saya ketergantungan dengan dot, dan saya tidak siap menjadi mama pumping. Hari demi hari pun saya lalui tanpa menyusui langsung dengan anak saya, dan stok ASIP di kulkas yang semakin menipis karena saya harus berkejar-kejaran stok setiap pun berdiskusi dengan suami saya bagaimana cara mengembalikan agar anak saya lupa dengan dot dan mau menyusu langsung dengan saya lagi. Kami pun sepakat setelah saya resign dari pekerjaan, saya dan suami harus bisa membuat buah hati kami mau kembali menyusu secara langsung. Saya tidak siap menjadi mama pumping karena saya merasa tidak punya waktu banyak untuk bisa pompa asi terus-terusan sementara saya juga harus menjalankan peran jadi ibu rumah tangga. Saya pun mencari tahu dan membaca berbagai bacaan untuk mengetahui metode yang tepat agar meminimalisir rasa trauma dan tidak menyiksa bayi. Saya pun menemukan bahwa ada satu metode yang dinamakan adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu tidak menyusui atau menyusui secara parsial mencampur pemberian ASI dengan makanan / minuman selain ASI karena alasan tertentu. Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya. Hari itu pun tiba, hari yang telah saya dan suami sepakati untuk melakukan relaktasi. Setelah melalui satu hari yang terasa panjang, akhirnya boleh dikatakan usaha relaktasinya berhasil. Hari-hari selanjutnya pun akhirnya bayi saya mau menyusu langsung dengan buat Moms yang juga ingin melakukan relaktasi, saya akan shareBeberapa tips dan langkah yang bisa moms lakukan di rumah ya1. Pastikan saat melakukan relaktasi ini, Moms mendapatkan dukungan penuh dari suami. Jika di rumah ada anggota keluarga lainnya, minta mereka untuk mendukung usaha Moms ya! Berikan juga alasan mengapa Moms ingin kembali menyusui langsung dan tidak menggunakan dot Bulatkan tekad dan niat. Percayalah Moms tanpa tekad dan niat yang kuat tidak akan berhasil jalannya Jauhi dot dan perbanyak skin to skin. Usahakan lakukan skin to skin sesering mungkin, semisal sehabis mandi, sebelum tidur, saat main, dan lain sebagainya. Moms bisa menggunakan kimono dan menggendong anaknya menggunakan babywrap dan berpelukan skin to Perbanyak sabar. Wajar jika diawal proses, anak Moms menangis atau bahkan mengamuk menolak tidak mau menyusu. Jangan dipaksa ya Moms, nanti bisa timbul trauma. Gendong dan tenangkan dulu, baru setelah tenang proses menyusui bisa diulang lagi. Proses ini akan memakan waktu dan kesabaran serta keteguhan hati untuk tidak lagi memberikan dot kepada anak ya Moms. Saat itu saya dan suami sepakat jika hingga 3 jam anak kami tidak juga mau menyusu, maka kami harus mengalah pada dot. Namun ternyata tidak! Sebelum 3 jam, anak kami akhirnya mau Sounding. Sounding adalah kunci keberhasilan juga dalam proses relaktasi. Saya terus membisiki anak saya agar ia kembali mau menyusu dengan saya. Bisikkan kalimat sayang dan semangati ia agar kembali bisa menyusu mudah kan ya Moms? Hihi walau praktiknya tidak semudah itu, tapi Moms bisa mencoba dan mempraktekannya sendiri di rumah loh. Tapi jika Moms tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi di rumah, jangan ragu Moms bisa berkunjung dan konsultasi ke dokter laktasi yang ada di kota Moms ya! Sebagaimana ibu-ibu lainnya saat menyusui, pasti bermunculan problem satu persatu. Salah satu problem yang paling ditakuti yaitu adalah bingung puting. Berawal dari masa cuti kerja saya yang sudah habis, akhirnya saya memutuskan menggunakan dot untuk meminumkan ASI untuk anak saya. Awalnya anak saya biasa-biasa saja dan tetap mau menyusu secara langsung, namun di hari kedua saya kembali kerja, saya menemukan fakta bahwa ia tidak mau lagi menyusu dengan saya secara langsung. Rasanya jangan ditanya, patah hati sekali. Saya berusaha berpikir positif, saat itu anak saya sedang dalam kondisi mengantuk sehingga tidak mau menyusu langsung dengan saya. Saya pun merelakan anak saya menyusu menggunakan dot. Akan tetapi, di hari-hari selanjutnya ternyata ia tetap menolak dan malah menangis kencang setiap saya berusaha memaksakan menyusui langsung. Saya merasa sangat panik. Saya merasa khawatir jika ia tidak menyusu langsung dengan saya, akan mempengaruhi supply and demand ASI di tubuh saya. Saya tidak mau anak saya ketergantungan dengan dot, dan saya tidak siap menjadi mama pumping. Hari demi hari pun saya lalui tanpa menyusui langsung dengan anak saya, dan stok ASIP di kulkas yang semakin menipis karena saya harus berkejar-kejaran stok setiap harinya. Saya pun berdiskusi dengan suami saya bagaimana cara mengembalikan agar anak saya lupa dengan dot dan mau menyusu langsung dengan saya lagi. Kami pun sepakat setelah saya resign dari pekerjaan, saya dan suami harus bisa membuat buah hati kami mau kembali menyusu secara langsung. Saya tidak siap menjadi mama pumping karena saya merasa tidak punya waktu banyak untuk bisa pompa asi terus-terusan sementara saya juga harus menjalankan peran jadi ibu rumah tangga. Saya pun mencari tahu dan membaca berbagai bacaan untuk mengetahui metode yang tepat agar meminimalisir rasa trauma dan tidak menyiksa bayi. Saya pun menemukan bahwa ada satu metode yang dinamakan Relaktasi. Relaktasi adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu tidak menyusui atau menyusui secara parsial mencampur pemberian ASI dengan makanan / minuman selain ASI karena alasan tertentu. Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya. Hari itu pun tiba, hari yang telah saya dan suami sepakati untuk melakukan relaktasi. Setelah melalui satu hari yang terasa panjang, akhirnya boleh dikatakan usaha relaktasinya berhasil. Hari-hari selanjutnya pun akhirnya bayi saya mau menyusu langsung dengan saya. Nah, buat Moms yang juga ingin melakukan relaktasi, saya akan share Beberapa tips dan langkah yang bisa moms lakukan di rumah ya 1. Pastikan saat melakukan relaktasi ini, Moms mendapatkan dukungan penuh dari suami. Jika di rumah ada anggota keluarga lainnya, minta mereka untuk mendukung usaha Moms ya! Berikan juga alasan mengapa Moms ingin kembali menyusui langsung dan tidak menggunakan dot lagi. 2. Bulatkan tekad dan niat. Percayalah Moms tanpa tekad dan niat yang kuat tidak akan berhasil jalannya relaktasi. 3. Jauhi dot dan perbanyak skin to skin. Usahakan lakukan skin to skin sesering mungkin, semisal sehabis mandi, sebelum tidur, saat main, dan lain sebagainya. Moms bisa menggunakan kimono dan menggendong anaknya menggunakan babywrap dan berpelukan skin to skin. 4. Perbanyak sabar. Wajar jika diawal proses, anak Moms menangis atau bahkan mengamuk menolak tidak mau menyusu. Jangan dipaksa ya Moms, nanti bisa timbul trauma. Gendong dan tenangkan dulu, baru setelah tenang proses menyusui bisa diulang lagi. Proses ini akan memakan waktu dan kesabaran serta keteguhan hati untuk tidak lagi memberikan dot kepada anak ya Moms. Saat itu saya dan suami sepakat jika hingga 3 jam anak kami tidak juga mau menyusu, maka kami harus mengalah pada dot. Namun ternyata tidak! Sebelum 3 jam, anak kami akhirnya mau menyusu. 5. Sounding. Sounding adalah kunci keberhasilan juga dalam proses relaktasi. Saya terus membisiki anak saya agar ia kembali mau menyusu dengan saya. Bisikkan kalimat sayang dan semangati ia agar kembali bisa menyusu langsung. Terlihat mudah kan ya Moms? Hihi walau praktiknya tidak semudah itu, tapi Moms bisa mencoba dan mempraktekannya sendiri di rumah loh. Tapi jika Moms tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi di rumah, jangan ragu Moms bisa berkunjung dan konsultasi ke dokter laktasi yang ada di kota Moms ya! Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out! Beberapa hal bisa membuat ibu berhenti menyusui, baik itu alasan medis ataupun nonmedis. Hal ini akan membuat payudara berhenti memproduksi ASI. Relaktasi adalah upaya untuk mulai menyusui kembali setelah sempat berhenti. Relaktasi biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui, namun memutuskan untuk memulai lagi. Seorang ibu bisa saja berhenti menyusui karena alasan sakit atau karena sejak awal memang kesulitan untuk menyusui. Bila ibu sempat berhenti menyusui, tidak ada lagi rangsangan untuk memproduksi ASI dan tubuh akan mengira bahwa ASI sudah diperlukan lagi. Oleh karena itu, produksi ASI akan berkurang dan lama-kelamaan berhenti. Namun, ini tidak berarti ibu tidak bisa menyusui anaknya lagi setelahnya. Walaupun tidak mudah dan membutuhkan ketekunan, ada cara yang bisa dilakukan untuk ibu relaktasi dan mengembalikan produksi ASI. Faktor yang Meningkatkan Keberhasilan Relaktasi Tingkat keberhasilan relaktasi berbeda-beda pada tiap orang. Kegagalan relaktasi mungkin saja terjadi. Namun, ada ibu yang berhasil mengeluarkan ASI kembali dalam beberapa hari atau minggu, meskipun ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan keberhasilan ibu menyusui dalam melakukan relaktasi adalah Usia bayi masih di bawah 3–4 bulan Adanya kemauan yang tinggi untuk kembali menyusui bayi Cara melakukan relaktasi yang tepat Dukungan yang besar, baik dari pasangan, keluarga, atau teman Kenali Beragam Tips Melakukan Relaktasi Bagaimanakah cara untuk melakukan relaktasi yang tepat? Yuk, ketahui caranya di bawah ini Sering menempelkan puting ke mulut bayi Cobalah untuk menyusui Si Kecil setiap 2 jam sekali, selama 15–20 menit, walaupun ASI tidak keluar. Semakin sering Bunda menempelkan puting ke mulut Si Kecil, semakin besar kemungkinan ASI akan kembali mengalir. Apabila Si Kecil belum tertarik untuk menyusu, jangan memaksanya dan coba lagi di jam-jam berikutnya. Sering memerah payudara untuk merangsang produksi ASI Memerah payudara dapat dilakukan 3–4 kali sehari dengan menggunakan pompa maupun tangan. Tindakan memerah ini sama dengan saat bayi mengisap puting ibu sehingga dapat merangsang payudara untuk memproduksi ASI kembali. Rutin mengonsumsi makanan peningkat produksi ASI Konsumsilah makanan-makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI booster ASI, seperti bayam, alpukat, bawang putih, kacang-kacangan dan biji-bijian. Bila perlu, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengonsumi suplemen penambah ASI. Bila ASI belum kunjung keluar atau Si Kecil masih lebih memilih minum susu formula melalui dot, Bunda dapat memberikan susu formula dengan posisi seperti menyusui dari payudara. Caranya adalah dengan meletakkan dot persis di atas puting Bunda. Dengan begini, Si Kecil bisa terbiasa dengan posisi menyusu seperti ini. Proses memulai relaktasi hingga bisa menyusui seperti biasa bisa melelahkan dan sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan niat yang kuat sedari awal memulainya. Tanamkan pula rasa optimis bahwa Bunda bisa kembali memproduksi ASI dan Si Kecil akan terbiasa lagi untuk menyusu. Jika Bunda tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli laktasi. Kemungkinan Bunda memerlukan pemeriksaan atau bimbingan dari tenaga profesional untuk bisa menyusui kembali. Bunda sempat berhenti menyusui bayi dan ingin menyusuinya kembali, memangnya bisa? Bisa, Bunda. Dalam dunia medis, hal ini disebut dengan istilah relaktasi. Bagaimana cara melakukan relaktasi dan berapa lama proses itu dilakukan hingga si kecil bisa menikmati ASI Bunda kembali? Simak penjelasannya di bawah ini, ya. Pengertian Relaktasi Bagi beberapa perempuan, menyusui tidaklah selalu mudah untuk dilakukan. Ada dari mereka yang kemudian berhenti menyusui karena alasan pekerjaan, masalah kecemasan, atau pemulihan pascapersalinan yang sulit. Berita baiknya, apa pun alasan Bunda berhenti menyusui, Anda bisa, kok, menyusui bayi Anda kembali. Kesempatan kedua menyusui ini disebut dengan relaktasi. Secara ilmiah Centers for Disease Control and Prevention CDC menjelaskan relaktasi sebagai proses ketika ibu membangun kembali laktasi payudara menghasilkan ASI setelah berhenti selama beberapa waktu minggu atau bulan. Relaktasi dapat berlaku pada ibu yang sebelumnya pernah menyusui bayinya dan sekarang ingin memberikan ASI kembali kepada anak angkat, bayi dari pasangan yang lain, atau bayi yang dilahirkan oleh ibu pengganti. Tujuan Relaktasi Ada banyak tujuan dari relaktasi, yakni Masalah prosedur medis atau penyakit yang menyebabkan penyapihan lebih awal dari yang diinginkan ibu dan ibu ingin menyusui kembali. Pernah menyusui bayi kandung dan sekarang ingin bisa menyusui untuk bayi angkat atau bayi yang lahir dari ibu pengganti surrogate mother. Ibu nonlahir yang menyusui sebelumnya dan ingin menyuplai pasokan ASI untuk memberi makan bayi lain. Bayi ternyata tidak menoleransi susu formula dan ingin menyusuinya kembali. Berada dalam masa-masa yang tidak pasti, seperti keadaan darurat dari bencana alam atau wabah penyakit sehingga merasa perlu dan aman untuk menyusui bayinya kembali. Faktor yang Memengaruhi Relaktasi Sukses Proses laktasi yang terjadi di awal pascapersalinan saja tidak semuanya berjalan dengan mulus, bagaimana dengan relaktasi? Ya, proses relaktasi memang membutuhkan banyak usaha, waktu hingga kesabaran dan ketekunan, baik bagi ibu yang sebelumnya pernah menyusui bahkan yang belum pernah sama sekali. Dan hasilnya pun pada setiap ibu berbeda. Namun sekali lagi, bukan berarti tidak akan berhasil sama sekali, ya. Melansir laman Healthline, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan relaktasi, yaitu Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan. Ibu dengan bayi dalam rentang 3 hingga 4 bulan biasanya memiliki tingkat keberhasilan tertinggi. Semakin baik persediaan ASI Anda sebelum disapih, semakin mudah untuk membangunnya kembali. Lalu, semakin banyak waktu yang Bunda miliki untuk mencoba menyusui dan memompa, semakin cepat ASI keluar lagi. Sebab, menyusui dan pemompaan yang sering dan efektif adalah faktor fisiologis terpenting untuk relaktasi. Semakin Bunda semangat untuk menyusui bayi, semakin mudah proses relaktasi dilakukan. Semakin Bunda terdidik tentang cara kerja relaktasi, semakin sukses Anda melakukannya. Tak luput, semakin banyak dukungan yang Bunda dapatkan dari keluarga, teman, dan penyedia layanan kesehatan, semakin besar kemungkinan Anda untuk bertahan dan tidak menyerah. Nah, bagaimana, Bunda, apakah Anda memiliki semua faktor sukses di atas? Cara Kerja Relaktasi dan Waktu yang Dibutuhkan Cara kerja relaktasi sebenarnya sama dengan laktasi, yaitu proses penawaran dan permintaan ASI pada yang membutuhkan. Di dalam proses ini diperlukan adanya Stimulasi puting susu Ekstraksi susu Stimulasi puting susu bisa dilakukan dengan memompa menggunakan alat pompa atau tangan, dan/atau menyusui bayi langsung melalui payudara untuk membangun kembali produksi ASI. Penting bagi Bunda untuk menetapkan harapan pribadi yang realistis dalam hal relaktasi ini –mengingat kondisi tiap ibu berbeda. Relaktasi bisa menjadi proses yang sangat memakan waktu. Ditambah lagi, dukungan dari orang sekitar juga sangat memengaruhi motivasi dan dedikasi Bunda terhadap berjalannya proses ini. Ada yang payudaranya sudah memproduksi ASI dalam kurun waktu beberapa hari sejak awal stimulasi puting dimulai, tetapi ada juga yang sampai memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Hal ini juga tergantung pada lamanya jeda Anda menghentikan laktasi hingga kemudian memulai relaktasi kembali. Di sisi lain, reaksi tubuh ibu juga berbeda terhadap upaya relaktasi. Bunda bisa melakukan evaluasi di 2 minggu pertama setelah mencobanya. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berelaktasi kira-kira sama dengan berapa lama sejak Anda menyapih bayi. Penulis buku Breastfeeding Answers Made Simple Nancy Mohrbacher, IBCLC, mengatakan dalam bukunya, rata-rata ibu membutuhkan waktu rata-rata sekitar 1 bulan untuk mendapatkan relaktasi penuh. Cara Relaktasi Paling Efektif Produksi ASI sangat bergantung dari seberapa sering Bunda menyusui. Begitu juga dengan relaktasi, sangat membutuhkan stimulasi yang intens pada payudara Anda. Setiap rangsangan pada payudara –apakah itu ASI yang keluar pertama kali atau bukan– akan memberi tahu tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak ASI. Awalnya mungkin Bunda hanya akan melihat tetesan ASI, tetapi jika Anda terus menyusui atau memompa, Anda akan mulai melihat peningkatan dalam waktu sekitar satu minggu. Sedikit kesabaran Anda akan sangat membantu dalam hal ini. Untuk menginduksi pasokan susu yang optimal, setidaknya Bunda perlu menyusui atau memompa sebanyak 8-12 kali setiap hari atau setiap 2-3 jam, termasuk sekali pada malam hari. Ya, ini memang proses yang panjang, tetapi memang begitulah cara kerjanya. 1. Hand Express atau Pompa ASI Ini adalah salah satu metode paling umum untuk menstimulasi ASI. Dengan cara ini, Anda bisa memompa ASI secara manual dengan tangan ataupun pompa ASI sesering mungkin. Langkah ini dapat merangsang prolaktin, hormon utama untuk produksi ASI. 2. Cara Relaktasi Langsung dari Payudara Melakukan kontak langsung dari kulit-ke-kulit dengan bayi Anda akan merangsang refleks secara alami dan tentu saja mempererat bonding. Anda pun bisa mencoba mandi bersama, kemudian menggendongnya menempel di dekat payudara seperti yang Anda lakukan ketika ia baru saja lahir. 3. Hindari Menggunakan Botol Alih-alih menggunakan botol untuk memberikan ASIP, Bunda bisa menggunakan cup feeder. Langkah ini bisa mencegah si kecil mengalami bingung puting dan membuatnya lupa dengan dotnya, sehingga mau mengisap payudara ibu kembali. 4. Jangan Menggunakan Empeng Tak hanya dot, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah jangan mendorong anak untuk bergantung pada empeng untuk mendapatkan kenyamanan. Perlu digarisbawahi bahwa langkah utama dan yang paling penting justru melakukan kontak kulit ke kulit dan menyusui adalah cara yang baik menenangkan bayi Anda. 5. Coba Ubah Posisi Menyusui Cobalah posisi baru untuk membantu pelekatan menyusui lebih baik. Cari posisi tepat dan nyaman untuk ibu dan bayi. Jika bayi merasa tidak nyaman dengan posisinya, maka sediakan waktu untuk berdekatan lebih lama. Usahakan selalu berkomunikasi dengan bayi saat melakukannya. Bunda bisa juga, lo, mengajaknya berbicara tentang proses relaktasi yang sedang kalian lalui bersama. 6. Tak Usah Terburu-buru, Bersabarlah Salah satu cara yang tidak boleh disepelekan menganggap bahwa proses ini mudah untuk dilakukan. Jangan berharap proses ini memberikan hasil yang instan. Pasalnya, si kecil bisa saja akan menolak untuk menyusui selama 1-2 minggu sebelum ia kembali terbiasa. Untuk itu, bersabarlah, Bunda. 7. Kontak Konselor Laktasi untuk Tahu Cara Relaktasi Tak perlu ragu untuk meminta bantuan orang lain. Jika merasa memerlukan bantuan praktisi dalam menerapkan langkah-langkah kembali menyusui, tidak ada salahnya jika menghubungi konselor laktasi. 8. Realistik Bergantung pada berapa lama Anda berhenti menyusui, Anda mungkin merasa sulit untuk mendapatkan kembali suplai ASI penuh. Yakinlah bahwa meskipun Anda hanya menghasilkan sedikit, bayi Anda akan mendapat manfaat dari ASI yang dapat Anda berikan, serta waktu yang Anda habiskan untuk berhubungan dekat satu sama lain. Tips Bila Bayi Menyusui Langsung dan Tidak Langsung Jika Bayi Bunda Mau Menyusu Langsung Tawarkan payudara sebelum tidur, setelah tidur siang, setelah mandi, atau selama waktu skin-to-skin. Biarkan bayi menyusu sesering yang mereka inginkan. Pastikan bayi menempel dengan baik, mengambil bagian puting dan areola Bunda dengan baik dan mengisap dengan efektif. Pertimbangkan untuk Bunda mengonsumsi suplemen menyusui untuk membantu merangsang produksi ASI Anda. Habiskan banyak waktu untuk melakukan skin-to-skin dengan bayi. Semakin sering si kecil menempel pada payudara Anda, ini semakin bagus untuk meningkatkan kadar prolaktin yang juga dapat meningkatkan suplai ASI Anda. Cobalah menyusui 8-12 kali sehari, dengan setidaknya dua kali menyusui di malam hari, selama 15 hingga 20 menit per sesi. Isapan bayi Anda lebih efektif untuk membuat hormon Anda memproduksi ASI daripada pompa payudara. Pada awalnya, mengutip laman WebMD, Bunda mungkin perlu menyusui bayi Anda hingga belasan kali sehari termasuk dua sesi malam hari agar ASI Anda mengalir. Cobalah menyusui bayi Anda selama 15 hingga 20 menit setiap kali. Jika Bayi Tidak Mau Menyusu Langsung atau Malas Menyusu Pompa ASI sesering mungkin untuk memastikan Bunda mencapai tujuan merangsang dan mengosongkan payudara setiap 2-3 jam atau lebih. Selesaikan setiap sesi menyusui dengan pemompaan selama 5-10 menit. Ini akan memastikan bahwa payudara Anda benar-benar terkuras, yang pada gilirannya akan membantu merangsang produksi ASI. Melansir laman What to Expect, disarankan agar Bunda mencoba menambahkan dalam sesi pemompaan daya harian, yang meningkatkan suplai ASI Anda dengan meniru menyusui bayi secara berkelompok ini sering terjadi selama percepatan pertumbuhan. Selama satu jam sehari, pompa selama 20 menit, istirahat selama 10, pompa selama 10, istirahat selama 10 dan kemudian pompa selama 10 menit tersisa. Pastikan pompa Anda berfungsi dengan baik. Pertimbangkan untuk menyewa atau membeli pompa ASI seperti yang dimiliki rumah sakit untuk efektivitas maksimum. Pijat area payudara sebelum memompa ASI untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Makanan untuk Membantu Relaktasi Untuk menghasilkan ASI yang banyak dan baik, Bunda bisa membantunya dengan mengonsumsi makanan ini. Resep obat dari dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Namun, obat ini lebih diperuntukkan jika Bunda mengadopsi bayi dan belum pernah menyusui sebelumnya. Ramuan Fenugreek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawanya yang mirip estrogen pada fenugreek buah dari tanaman herbal yang mirip semanggi dapat membantu Bunda menghasilkan lebih banyak susu. Fenugreek biasanya dijual dalam bentuk teh. Namun, sangat sedikit penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek samping apa yang mungkin terjadi pada bayi dan ibu perempuan dengan riwayat kanker sensitif hormon tidak bisa mengonsumsi ini. Sebelum Anda mengonsumsi fenugreek atau suplemen lainnya, konsultasikan ini dengan dokter atau konsultan laktasi Anda. Minum banyak air. Havermut. Oatmeal, kandungan utama havermut, merupakan sumber zat besi yang sangat tinggi –setengah cangkir gandum kering memiliki sekitar 2 mg zat besi, atau sekitar 20 persen dari apa yang dibutuhkan ibu menyusui per hari. Biji adas. Biji adas yang renyah dan beraroma licorice sering terkandung dalam kue-kue untuk laktasi. Rempah ini juga mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai ASI. Beberapa penelitian kecil telah menemukan bahwa konsumsi biji adas memang dapat meningkatkan suplai ASI, serta penambahan berat badan bayi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian skala besar lagi seputar manfaat menyusui dari biji adas ini. Daging dan unggas tanpa lemak yang kaya akan zat besi dan merupakan kunci suplai ASI. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu. Bawang putih. Tidak banyak penelitian yang mendukung klaim bahwa bawang putih dapat meningkatkan suplai ASI, selain satu penelitian kecil yang menemukan bahwa bayi yang ibunya diberi kapsul bawang putih menyusu 30 persen lebih lama daripada ibu yang menerima plasebo. Galactagogue. Menambahkan galactagogue suatu substansi/obat yang dapat meningkatkan suplai ASI ke dalam makanan, ramuan, atau obat resep apa pun yang Bunda konsumsi katanya dapat membantu meningkatkan suplai ASI. Jangan Anda merasa sendirian saat melakukan ini, Bunda. Sangat penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Anda mencobanya. Bunda bisa mencari dukungan dari pasangan, keluarga besar, sahabat, atau konselor laktasi. Semua ibu bahkan Anda memiliki peluang besar untuk sukses dalam relaktasi. Tetaplah semangat dan bersabar. Keberhasilan Anda akan menjadi cerita sukses di masa depan, dan tentunya kesehatan optimal bagi buah hati Anda. Artikel diupdate oleh Ester Sondang Artikel ini disadur dari artikel Deepshikha Punj, theAsianparent Singapura Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

pengalaman ibu yang berhasil relaktasi